5 Kebiasaan Perlu Tetap Dipertahankan Setelah Pandemi Berlalu

Setelah pemerintah melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kini masyarakat dihadapkan dengan kondisi tatanan hidup baru atau new normal. New normal merupakan penyesuaian hidup berdampingan dengan Covid-19 selama vaksin belum ditemukan. Dengan berbagai alasan kebijakan ini diambil pemerintah karena kita tidak mungkin hidup menjalani karantina, tapi mulai menjalani kehidupan normal dengan berbagai protokol kesehatan dan keamanan tertentu.

Awal munculnya Covid-19 sebagai wabah pandemi global, frasa new normal sebenarnya juga bisa diartikan sebagai perubahan perilaku manusia yang diakibatkan oleh adanya situasi-situasi khusus. Dengan ini hal-hal yang sebelumnya dianggap asing dan tidak biasa, lama-kelamaan justru menjadi sebuah kenormalan yang kompak dilakukan oleh banyak orang.

Seiring berjalannya waktu setelah menjalani physical distancing ya Bunda, ternyata ada banyak konsep ‘new normal’ yang super positif dan bakal keren banget kalau bisa diajarkan kepada anak dan terus dipertahankan bahkan setelah pandemi ini berlalu.

1. Pertahankan Kebersihan

Iklan di tv dan banyaknya tulisan atau campaign tentang menjaga kebersihan yang kita temukan di tempat-tempat umum, menjadi bukti ya Bunda bahwa kebersihan jadi salah satu isu yang belum sepenuhnya disadari oleh masyarakat negeri ini. Namun semenjak virus corona mulai menyebar di hampir seluruh dunia, tak terkecuali di indonesia. Kesadaran untuk menjaga kebersihan tiba-tiba meningkat drastis, ini bisa menjadi contoh baik bagi anak-anak untuk menjaga kebersihan.

Mungkin bisanya kita cuek langsung makan tanpa repot-repot memperhatikan pentingnya cuci tangan, namun sekarang kita bahkan menyiapkan wastafel untuk cuci tangan di depan rumah, memberi pemahaman agar anak sebelum masuk ke dalam rumah cuci tangan terlebih dahulu, dan membawa bekal hand sanitizer jika bepergian.

Kita semua menjadi mendadak rajin membersihkan rumah ya Bun, merasa parno kalau belum menyemprotkan cairan desinfektan. Kebiasaan baik ini jika dilakukan terus menerus, akan mengajarkan anak untuk tetap menjaga kebersihan tanpa kita meminta.

2. Saling Empati & Tolong Menolong

Walaupun istilah empati dan menolong sudah akrab dengan anak-anak, namun tidak banyak kesempatan untuk melihat sendiri dua hal ini umum dipraktikkan di kehidupan sehari-hari. Dengan adanya pandemi, kita akhirnya sama-sama menyaksikan dan kemauan menolong ternyata memang masih benar-benar ada dan melekat di diri banyak orang. Dengan hal ini anak-anak bisa belajar untuk membangun karakter berempati dan tolong menolong kepada sesama ya bunda.

Contoh aksi simpel yang bisa diajarkan kepada anak dengan membagikan masker secara gratis bagi yang membutuhkan, membantu membungkus makanan atau paket sembako bagi orang-orang yang terkena dampak virus corona, saling menguatkan lewat karya dan kepedulian. Sifat ini masih bisa kita mempertahankannya ya Bun, saat pandemi telah usai pun.

3. Sharing is Caring

Wabah pandemi ini banyak mengajarkan kita akan kesadaran diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sebagai bahan peringatan kepada untuk melakukan hal-hal yang belum pernah kita coba.

Istilah “sharing is caring” menjadi kebiasaan yang akhir-akhir ini umum dilakukan selama wabah pandemi.

Berbagai kegiatan positif dibagi, mulai dari sharing ilmu dan skill dengan webinar yang bisa diakses gratisan, berbagi masker secara cuma-cuma tanpa imbalan, menggalang aksi donasi di tengah krisis ekonomi yang sebenarnya menghimpit nyaris semua orang, dan membagikan sembako.

Dalam kondisi kesulitan saja kita sebenarnya bisa berbagi, mungkin alasan kita selama ini jarang melakukannya adalah bukan karena kita tidak bisa, melainkan karena kita belum punya cukup niat buat melakukannya.

Baca Juga : Cara Mengajarkan Anak Menjaga Kesehatan Selama Pandemi

4. Pertahankan Kesehatan

Hampir semua orang saat ini berlomba-lomba untuk menjaga kesehatan karena cemas akan bayang-bayang virus corona, dari berolahraga, menjaga pola makan, sampai minum air putih minimal 2 liter setiap hari. Hal-hal yang sebelumnya cuma jadi common knowledge akhirnya dengan kompak dilakukan oleh banyak orang.

Orang terbukti lebih sering mengonsumsi air putih selama masa pandemi dibandingkan hari-hari biasa. Untuk menjaga imunitas tubuh, video-video home workout juga terbukti makin banyak dicari di YouTube. Bahkan ada trend baru dengan bersepeda, jalan raya menjadi ramai dengan pengendara sepeda. Kebiasaan keluar rumah dengan masker yang seharusnya juga dilakukan di hari-hari biasa untuk menghindarkan kita dari risiko penyakit ISPA. Karena selama pandemi kita udah bisa melakukannya, menjaga kesehatan diri sendiri di hari-hari ke depan seharusnya udah nggak lagi membuat kita mengeluh atau merasa susah

5. More Efficient Teamwork

Mungkin biasanya kita terlalu memusingkan masalah birokrasi yang terlalu panjang ketika berada di kantor, harus bolak balik melobi ke atasan untuk melakukan approval. Melakukan meeting yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam bahkan seharian.

Namun dengan kondisi seperti semua pekerjaan di lakukan di rumah atau work from home (WFH), akhirnya terbukti kalau pengajuan approval atau diskusi membuat keputusan itu sebenarnya bisa dilakukan simpel lewat sebuah email atau conference call yang cuma menghabiskan waktu sebentar.

Salah satu hal positif yang bisa diambil dari masa pandemi adalah memaksa semua orang buat menjadi digital savvy. Kalau hal ini bisa dipertahankan sampai nanti, the so called birokrasi mungkin nggak akan lagi menjadi urusan yang sering bikin kita pusing dan terbebani.

Dari musibah wabah pandemi ini alangkah baiknya untuk diambil sisi positifnya, selalu ada hikmah dari perubahan yang terjadi saat ini. Mau mempertahankan the new normal yang udah membawa dampak baik buat banyak orang, atau berpura-pura cuek melupakannya setelah situasi sudah kembali normal.